PENINGGALAN CORAK KHUSUS NEOLITIKUM

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Prasejarah Indonesia
Yang dibina oleh Bapak Drs.Slamet Sujud P.J


Oleh
Agus Mahardika Emas            130731602287
Ahmad Rofiqi                         130731615717
Ahmad Zulfikar Alfaiz           130731616738
Akhmad Robhirt R                 130731615673
Erlinda Fajar Diana                 120731435917








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
September 2013





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
           
Zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Menurut periodisasinya, zaman prasejarah dibagi menjadi empat zaman, diantaranya zaman paleolitik, zaman mesolitik, zaman neolitik dan zaman paleometalik.
Dari keempat zaman tersebut, zaman neolitik merupakan zaman yang mulai menojolkan kemajuan manusia. Zaman ini menjadi tonggak awal sebagai revolusi manusia, seperti yang telah diungkapkan oleh Soekmono(1973:49).
Ada dikatakan bahwa neolitikum itu adalah suatu “revolusi” yang sangat besar dalam peradaban manusi. Revolusi ini sudah didapati benih-benihnya didalam jaman mesolitikum, beserta dengan datangnya arus kebudayaan baru lagi yang jauh lebih tinggi tingkatannya. Penghidupan food gethering menjadi foodproducing. perubahan inilah yang dimaksudkan dengan revolusi tersebut.
Selain itu Prasetyo(2004:19) juga berpendapat bahwa manusia neolitik semakin berkembang dan tidak menggantungkan hidupnya dari alam, melainkan sudah dapat menguasai lingkungan serta sudah aktif membawa perubahan.
           
pada zaman ini pula manusia sudah mulai mengenal keindahan dalam membuat suatu alat. Mereka sudah mampu mengasah alat yang mereka produksi dengan sempurna. Seperti yang dikatakan oleh Soekmono(1973:49).
                        Mengenai alat-alatnya kita telah ketahui bahwa yang menjadi corak istimewa dari neolitikum ialah kepandaian mengasahnya. Bahkan banyak pula alat-alat itu diupam sehingga indah sekali dan merupakan betul-betulhasil seni yang tinggi nilainya. Tetapi harus pula kita ingat ada juga alat neolitikum yang tidak diasah, yaitu terutama ujung-ujung panah. Hal ini dapat kita mengerti, oleh karena panah itu setelah dilepasskan umumnya hilangah sudah. Jadi tak memadahilah pekerjaan mengasah terhadap alat yang hanya dipergunakan satu kali saja.


Jadi alat pada zaman ini sudah memiliki keindahan, selain itu manusia neolitik sudah mampu membedakan sesuatu yang dibutuhkan untuk diupam atau tidak.
            Selain itu manusia neolitik pada zaman itu juga sudah mempunyai kepercayaan  yang menonjol. Mereka percaya kepada nenek moyang yang sudah meninggal,sehingga manusia neolitik sudah mengadakan upacara penguburan, terutama mereka yang dianggap terkemuka oleh masyarakat(soejono, 2010:247).

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan neolitikum?
1.2.2 Apakah bukti yang menandakan bahwa zaman neolitik adalah zaman bercocok tanam?
1.2.3 Dimana kapak persegi dan kapak lonjong pertama kali ditemukan pada neolitikum?
1.2.4 Apa fungsi dari kapak persegi dan kapak lonjong pada neolitikum?
1.2.5 Bagaimana cara pembuatan kapak persegi dan kapak lonjong pada neolitikum?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Apa yang dimaksud dengan neolitikum.
1.3.2 Mengetahui Apa bukti yang menandakan bahwa zaman neolitik adalah zaman bercocok tanam.
1.3.3Mengetahui dimana kapak oersegi dan kapak lonjong pada neolitikum ditemukan.
1.3.4 Mengetahui Apa fungsi dari kapak persegi dan kapak lonjong pada neolitikum.
1.3.5 Mengetahui Bagaimana cara pembuatan kapak persegi dan kapak lonjong pada neolitikum.


BAB II
PENJELASAN
2.1 Pengertian Neolitikum
          Neolitikum adalah zaman batu yang paling dekat dengan zaman sekarang, oleh karena itu zaman ini juga disebut zaman batu muda. Seperti yang telah diungkapkan Soetjipto(1995:33).
jaman batu muda (Neolitikum) dinamakan demikian karena jaman ini adalah zaman termuda dari urutan zaman-zaman batu. Muda disini sebetulnya lebih mencerminkan pengertian jarak waktu antara jaman tersebut dengan jaman kita sekarang. jadi pengertian muda disini tidak berhubungan dengan pengertian batu. Bukan batu yang dipergunakan dalam jaman ini muda tetapi muda lebih dalam arti waktu.
             Pengertian yang sama juga diungkapkan oleh Anwarsari(1995:67).
setelah jaman mesolitikum dilampaui, manusia menginjak suatu jaman disebut zaman Neolitik atau juga disebut dengan kebudayaan batu baru (neo=baru, litikum=jaman batu). Dikatakan jaman batu baru karena sebagian alat-alat yang dihasilkan telah diasah dan diumpan, sehingga berbentuk halus. Sehingga jaman neolitikum ini dianggap sebagai masa revolusi yang sangat besar dalam peradaban indonesia.
Wirjosuprapto juga mengungkapkan bahwa neolitikum sudah menciptakan kebudayaan yang lebih tinggi tarafnya sehingga zaman ini dikenal sebagai zaman terakhir zaman Prasejarah (Wirjosuprapto,1964:2).
Selain itu pada zaman ini masyarakatnya sudah mengenal kepercayaan kepada nenek moyang. Mereka sudah mengenal upacara yang ditujukan kepada orang yang meninggal, terutama mereka yang dianggap terkemuka dimasyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa neolitikum adalah zaman batu baru dimana zaman ini dijadikan sebagai tonggak awal masa revolusi peradaban indonesia karena sebagian alat yang dihasilakan telah diasah atau diupam serta manusia neolitik sudah mulai mengenal bercocok dan kegiatan berburu serta menegenal kepercayaan kepada nenek moyang.

2.2 Bukti yang Menandakan Bahwa Zaman Neolitik Adalah Zaman Bercocok Tanam
Pada Neolitikum ini mulai mengenal bercocok tanam dimana sebelumnya meraka masih mengandalkan alam penuh. Ini terjadi sekitar(7500 hingga 3500 tahun yang lalu). Ini adalah peralihan yang sangat besar bagi kehidupan manusia pada saat itu. Seperti yang diungkapkan oleh Paemi(2009:17)
babakan prasejarah berikutnya ialah babakan yang disebut dengan masa bercocok tanam (7500 hingga 3500 tahun yang lalu). Pada babakan ini kehidupan mereka sudah mengalami perubahan yang amat besar yaitu dari kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan (foodgethering) beralih ke bercocok tanam (foodproducing). Pada masa bercocok tanam mereka telah hidup menetap dalam perkampungannya yang telah dihuni oleh kelompok-kelompok keluarga. Pada huniannya ini pada umumnya terletak pada daerah yang subur seperti ditepi-tepi sungai, danau dan pantai. Kehidupan pada masa ini didominasi oleh kegiatan bercocok tanam yang disertai dengan kegiatan pemeliharaan beberapa jenis binatang dari hasil tangkapan perburuan, dan alat yang digunakan berupa beliung persegi dan kapak lonjong yang telah diasah.
2.3 Tempat Ditemukan Kapak Persegi dan Kapak Lonjong
2.3.1 Kapak persegi
Kapak-kapak persegi di indonesia terutama di dapatkan di sumatra,jawa, dan bali. Di bagian timur negeri Indonesia di temukan di nusa tenggara, maluku, sulawesi, kalimantan(suprapta, 1991:46). Sedangkan menurut Samidi (1991:6)Kapak persegi ditemukan di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Profinsi Jawa Barat.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa persebaran kapak persegi meliputi daerah timur dan daerah barat Nusantara.
2.3.2 Kapak Lonjong
Daerah penemuan kapak lonjong di Indonesia, hanya terbatas di daerah bagian timur, yaitu Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, Leti Tanimbar, dan Papua.(soejono 2009:221). Sedangkan menurut Soekmono dalam Suprapta (1991:48) .... Daerah pusat pembuatan kapak lonjong Diperkirakan di daerah Irian atau Papua  sedangkan daerah persebarannya meliputi daerah-daerah Seram, ..., Tanibar, Leti, Minahasa dan Serawak terutama Kalimantan Utara.
            Dari pernyataan dua tokoh diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa persebaran peninggalan kapak lonjong terdapat didaerah timur Nusantara. Bahkan kapak lonjong ini memiliki istilah lain neolitikum papua

2.4 Fungsi Dari Kapak Persegi Dan Kapak Lonjong Pada Neolitikum
2.4.1 Fungsi Kapak Persegi
2.4.1.1 Sebagai tajak untuk menanam tumbuhan.
2.4.1.2 Sebagai pisau untuk mengetam padi.
2.4.1.3 Alat pembuat perahu(memotong, mengerat, memukul).
2.4.1.4 Alat yang kecil sebagai pahat.
2.4.1.5 Komoditas dagang (barter).
2.4.1.6 Sebagai bekal kubur.
2.4.2 Fungsi Kapak Lonjong
pada dasarnya fungsi dari kapak lonjong ini sama dengan kapak persegi. Kapak lonjong pada umumnya digunkan sebagai alat bercocok tanam. Kapak lonjong yang berukuran besar digunakan sebagai alat perkakas sedangkan kapak yang berukuran kecil digunakan sebagai wasiat atau pusaka yang mengandung usur mistis. Kapak lonjong yang kecil ini tidak digunakan sebagai alat perkakas.


2.5 Cara Pembuatan Kapak Persegi Dan Kapak Lonjong Pada Neolitikum
2.5.1 Kapak Persegi

            Kapak persegi ini berbentuk persegi empat, buatannya sudah halus dan bagian tajamnya sudah diasah (samidi, 1991:6). Kapak ini berasal dari batu api yang sudah diasah atau diupam Dengan halus.
            Kapak ini pada zaman sebelumnya masih dipegang secara langsung. Akan tetapi pada zaman ini kapak persegi sudah mengalami modovikasi dengan adanya tangkai sebagai pengikat kapak dan untuk pegangan.
            Kapak persegi ini dipasang dengan cara memasukkan kapak ke tangkai yang sebelumnya sudah diberi lubang. Kapak diikat secara menyiku dengan tangkai (nugroho, 2011)
2.5.2 Kapak Lonjong


   Dalam perkembangannya alat-alat tersebut mengalami perubahan dari zaman ke zaman, demikian juga dengan bahan baku yang mereka gunakan itu berasal dari batu kali yang berwarna hitam, seperti kapak yang sampai saat ini masih di pakai di papua. Bahan baku dari kali ini mempermudah mereka dalam perkembangannya, karena bahan baku yang mudah didapatkan. Setelah bahan baku di dapatkan, mereka akan mengasah batu itu dengan batu yang lain yang sama kerasnya (jalil, 2010).
Pada dasarnya pembuatkan kapak lonjong dengan kapak persegi ini sama dengan pembuatan kapak lonjong, yakni dengan mengikat kapak dengan tangkai yang sebelumnya sudah diberi lobang untuk menancapkan kapak. Kapak diikat secara menyiku dengan tangkai.


BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
            Neolitikum adalah zaman batu baru dimana zaman ini dijadikan sebagai tonggak awal masa revolusi peradaban indonesia karena sebagian alat yang dihasilakan telah diasah atau diupam serta manusia neolitik sudah mulai mengenal bercocok dan kegiatan berburu serta menegenal kepercayaan kepada nenek moyang.
Persebaran kapak lonjong dan kapak persegi di Nusantara pada umumnya berbeda. Kapak persegi memiliki persebaran di daerah barat nusantara sedangkan kapak lonjong memiliki persebaran di daerah timur nusantara.
Pada zaman ini kapak pesegi dan kapak lonjong adalah alat yang dominan dipakai pada zaman ini karena alat ini mempunyai fungsi utama sebagai alat untuk bercocok tanam.
Pembuatan kapak lonjong dan kapak persegi pada dasarnya sama yakni dengan memberi tangkai pada kapak yang sebelumnya tangkai diberi lubang sebagai tempat memasukkan kapak. Selanjutnya kapak diikat menyiku dengan tangkai.


         



DAFTAR RUJUKAN
Anwarsari.1995. Sejarah Nasional Indonesia I. Malang: BPOPF.

Jalil, A. 2010. Kapak Lonjong: Sebuah Kebudayaan Masyarakat Neolitikum, (online), (http://yogadesign.wordpress.com/2010/12/21/kapak-lonjong-sebuah-kebudayaan-masyarakat-neolitikum/), diakses 08 september 2013.

Ngroho, H. 2011. Kapak Persegi, (online), (http://wacananusantara.org/kapak-persegi/), diakses 08 september 2013.

Paemi, M. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia: sistem pengetahuan. Jakarta: Rajagrafindo persada.
Prasetyo, B. 2004. Religi Pada Masyarakat Prasejarah di Indonesia. Jakarta: kementrian kebudayaan dan pariwisata proyek penelitian dan pengembangan arkeolog.
Samidi. 1991. Album peninggalan sejarah Indonesia.Cilacap:Departemen pendidikan dan kebudayaan.
Soejono, R.P. 2010. Sejarah Nasional Indonesia edisi pemutakhiran 1. Jakarta: Balai Pustaka.
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta: Kanisius.
Soetjipto. 1995. Sejarah kebudayaan Indonesia.Malang: BPOPF.
Suprapta, B. 1991. Ikhtisar Prasejarah Indonesia. Malang: IKIP Malang.

Wirjosuprapto, R.M.S. 1991. Bunga Rampai Sedjarah Budaya Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Komentar yang anda berikan sangat berharga,Terima kasih

  1. Unknown says:

    Thank'a yah..... kenapa gak lengkap peninggalan nyac?

Leave a Reply