ALAT PENINGGALAN ZAMAN NEOLITIK DARI NUSANTARA


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknologi Informasi Pembelajaran Sejarah
Yang dibina oleh Bapak Drs. Najib Jauhari, S.Pd., M. Hum


Oleh
Ahmad Zulfikar Alfaiz
130731616738







UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
September 2013







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Pada zaman ini terbagi menjadi empat zaman. Diantaranya zaman neolitik yang sering disebut zaman batu muda.
Ciri khas dan peradaban zaman ini adalah Batu yang di asah halus. Zaman ini masyarakatnya sudah mempunyai pengetahuan tentang keindahan. Banyak batu yang mereka hasilkan masih digunakan sampai sekarang. Batu yang diasah dan dihaluskan ini dikembangkan oleh orang-orang Austronesia yang menghuni kepulauan Indonesia. Pada periode ini pula berkembang struktur batu besar atau megalitik di Nusantara.
Untuk lebih mengenal apa saja batu yang ditinggalkan pada masa neolitik. Pada makalah ini kami akan memparkan batuan yang diwariskan dan masih digunakan sampai sekarang sebagai pembelajaran untuk saya khususnya dan untuk pembaca pada umumnya.

1.2 Masalah atau Topik Bahasan
            1.2.1  bagaiman kehidupan manusia purba zaman neolitik?
1.2.2  apa saja batu peninggalan zaman neolitik dan dimana  ditemukan?
1.2.3  bagaimana mereka membuatnya?

1.3 Tujuan
            1.3.1 mengetahui kehidupan manusia purba zaman neolitik.
1.3.2 mengetahui apa saja batu peninggalan zaman neolitik



    dan dimana ditemukan.
1.3.3 mengetahui bagaimana mereka membuatnya.




















BAB 2
PEMBAHASAN
2.1  Kehidupan Manusia Purba Zaman Neolitik
Zaman neolitik kehidupan masyarakatnya semakin maju. Manusia purba pada zaman ini tidak hanya sudah hidup menetap tetapi juga telah bercocok tanam. Zaman ini penting dalam perkembangan masyarakat dan peradaban, karena di zaman ini beberapa penemuan baru berupa pengolahan sumber daya alam mulai dilakukan. Berbagai macam tanaman dan hewan mulai dipelihara. Hutan belukar mulai dibuka, untuk membuat ladang perkebunan, sebagai tempat untuk bercocok tanam. Dalam kehidupan bercocok tanam, manusia purba sudah mulai bisa memanfaatkan alam sekitar.
   Pada zaman ini manusia purba juga mulai mendiami perkampungan kecil dan terdiri dari beberapa rumah yang tidak beraturan letaknya. Awalnya rumah yang mereka bangun berbentuk bulat dengan atap terbuat dari dedaunan. Corak rumah ini adalah corak rumah tertua di indonesia, bahkan sampai saat ini masih bisa ditemukan di Timor, Kalimantan Barat, andaman, dan Nikabar. Setelah itu, barulah mereka mulai membangun rumah yang lebih besar dan terdiri dari tiang penyangga. Bentuk rumah ini seperti persegi panjang yang konon bisa di gunakan untuk beberapa keluarga. Rumah ini didirikan dengan tiang penyangga guna menghindari dari banjir serta binatang buas.
           
Rumah pada zaman neolitik 1.1



   Karena mereka sudah mulai hidup menetap dalam sebuah kelompok kecil, maka manusia purba pada zaman ini mulai melakukan gotong royong. Gotong royong yang mereka lakukan tidak hanya ketika mereka sedang membangun rumah. Akan tetapi juga ketika membuat gerabah, membuka lahan, membakar semak belukar, menangkap ikan, menabur benih, memetik hasil perkebunan.
   Pada zaman ini juga mulai mengenal kepercayaan. Mereka mulai mempercayai kekuatan roh seseorang. Salah satunya ialah sikap terhadap alam kehidupan sudah mati. Mereka percaya bahwa roh sesorang tidak akan lenyap ketika mereka sudah mininggal. Mereka selalu mengadakan upacara ketika ada orang yang berpengaruh kuat terhadap kelompok itu meninggal. Mereka yang meninggal itu diberikan bekar sehari-hari, agar perjalanan orang tersebut ke alam arwah tidak ada gangguan. Mereka juga membuatkan batu besar untuk orang yang sudah meninggal itu. Jadi batu besar itu digunakan sebagai media penghormatan, lambang si mati, dan tempat singgah. Akhirnya melahirkan kebudayaan yang dinamakan megalitikum (batu besar).
Dalam kehidupan sehari-hari mereka juga sudah mulai menggunakan alat bantu yang terbuat dari alam.
2.2 Batu Peninggalan Zaman Neolitik dan Dimana Ditemukan
 Pada zaman ini, preadaban manusia purba tidak hanya dapat dilihat dari corak kehidupannya saja. Akan tetapi barang-barang peninggalannya pada zaman tersebut. Pada zaman ini manusia purba juga mulai mengenal karya seni. Ini semua dibuktika dengan barang-barang peninggalan zaman neolitik. Semua barang yang ditemuka para peneliti pada zaman ini sudah memiliki kehalusan. Mereka sudah mulai mengasah batu yang pada zaman sebelumnya belum terlalu memperhatikan kehalusan pada batu yang akan mereka pakai.
   Diantara alat-alat yang berhasil mereka ciptakan adalah : Kapak lonjong, Kapak persegi, Perhiasan gelang dan kalung dari batu indah, dan anak panah.




2.2.1        Kapak Lonjong
Kapak lonjong 1.2
Peninggalan kapak lonjong ini diduga lebih tua dari pada kapak persegi. Bukti-bukti stratigrafi telah di buktikan oleh T. Harrison dalam ekskavasi di Gua Niah, dan Serawak yang menurut pertanggalan C-I4 yang diperoleh, kapak lonjong ini ditemukan pada lapisan tanah berumur ± 8.000 SM.
Kapak ini berbentuk lonjong dengan pangkalnya berbentuk runcing dan pada ujung lainnya melebar serta tajam. Pada ujung yang tajam ini kapak lonjong diasah dari dua sisi. Sehingga menghasilkan bentuk yang tajam serta simetris. Inilah bedanya dengan beliung persegi yang tidak pernah memiliki ketajaman yang simetris. Bentuk penampang lintangnya bagaikan lensa, lonjong, atau kebulat-bulatan.
Kapak lonjong ini merupakan peninggalan nenek moyang kita yang pada umumnya bertempat tinggal di daerah timur yakni Sulawesi, Flores, Maluku, Sangihe Talaud, Tanimbar, Leh, dan Papua. Di Serawak, yakni di Gua Niah, kapak ini juga ditemukan. Dari tempat yang ada itu, penggalian arkeologi hanya menemukan sedikit, kecuali di Serawak dan Kalumpang di Sulawesi Tengah. Para peneliti purbakala kesulitan penelitian tentang kapak lonjong ini. Karena kapak lonjong ini sampai saat ini masih digunakan oleh orang pedalaman Papua. Tidak mustahil jika temuan lepas di berbagai kepulauan Indonesia bagian timur adalah pengaruh dari Papua yang umurnya tidak begitu tua.
Harus kita ingat pula bahwa dugaan mengenai kapak lonjong itu dapat berunah serta berbeda-beda. Sebelum dibuktikan ekskavasi arkeologis di  beberapa tempat seperti di Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua diperdalam.
2.2.2        Kapak Persegi
Kapak persegi 1.3
Kapak persegi berasal dari Von Heine Goldern berdasarkan penampang dari alat yang berbentuk persegi panjang. Kapak ini berbentuk persegi panjang dengan bagian yang digunakan untuk mengikat tangkai tidak tajam, sedangkan pada bagkapak ian lainnya berbentuk tajaman, bagian inilah yang oleh manusia purba di asah. Selain berfungsi sebagai kapak, alat ini juga digunakan untuk keperluan lain, tergantuk pada ukurannya. Kapak persegi yang ukurannya kecil digunakan sebagai alat pememotong kayu dan kapak yang lebih besar digunakan sebagai cangkul. Kapak persegi dibuat dari batu api dan batu chalsedon.
Persebaran kapak persegi di Indonesia adalah Jawa, Sumatra,  Bali, Maluku, Sulawesi, Nusan Tenggara Timur, dan di Kalimantan. Pembuatan kapak persegi ini diperkirakan terpusat pada beberapa tempat, dari tempat tersebut menyebar ke tempat-tempat lain. Ada tempat ditemukannya kapak persegi yang tidak memiliki bahan pembuatan kapak persegi yakni batu api. Sedangkan di pusat pembuatannya sudah banyak ditemuka kapak persegi, yang semuanya sudah memiliki bentuk persegi panjang yang belum terlalu halus. Ini membuktikan kalau kapak persegi pederhalus oleh penggunanya, bukan yang membuat. Perkiraan pusat-pusat dari pembuatan kapak persegi diantaranya di Lahat (Palembang), Sukabumi, Bogor, Karawang, di daerah Pacitan (Madiun), Tasikmalaya (Jawa Barat) dan lereng selatan Gunung Ijen (Jawa Timur).
2.2.3        Perhiasan Gelang dan Kalung dari Batu Indah
Pada zaman ini masyarakt neolitik sudah memperhatikan penampilan. Ini dibuktikan dengan penemuan perhiasan yang berasal dari batu yang diduga adalah peninggalan masyarakat neolitik. Banyak jenis perhiasan yang di temukan, seperti  gelang, kalung, dan anting-anting. Barang yang ditemukan itu tidak hanya dalam bentuk barang jadi, akan tetapi barang yang belum jadi juga di temukan di tempat yang sama.
Barang ini banyak ditemukan di daerah jawa, yang lebih tepatnya jawa barat dan jawa tengah. Terutama gelang yang terbuat dari batu indah yang banyak jumlahnya.           
2.2.4        Anak panah.
Anak panah 1.4
Seperti namanya alat ini digunakan oleh manusia neolitik untuk berburu binatang buruan. Alat ini dibuat meruncing dan tajam di satu sisinya. Ini juga bermaksud untuk lebih melumpuhkan binatang buruan mereka.
Anak panah ini adalah peninggalan zaman neolitik yang banyak dijumpai di jawa timur dan sulawesi selatan. Pada umumnya anak panah ini banyak dijumpai di daerah buruan.
2.3      Cara Mereka Membuat Alat-Alat
 Pada zaman neolitik, manusia purba sudah mampu membuat barang berguna, bahkan juga memiliki kehalusan dalam bentuknya. Manusia dalam pembuatan alat-alat ini tidak sama antara satu dengan yang lainnya, diantaranya :
2.3.1        Kapak Lonjong.
Bahan baku kapak lonjong 1.5
   Dalam perkembangannya alat-alat tersebut mengalami perubahan dari zaman ke zaman, demikian juga dengan bahan baku yang mereka gunakan itu berasal dari batu kali yang berwarna hitam, seperti kapak yang sampai saat ini masih di pakai di papua. Bahan baku dari kali ini mempermudah mereka dalam perkembangannya, karena bahan baku yang mudah didapatkan. Setelah bahan baku di dapatkan, mereka akan mengasah batu itu dengan batu yang lain yang sama kerasnya.
      Kapak lonjong 1.6
   Apabila pada zaman sebelumnya, manusia purba masih memegang batu tersebut langsung , akan tetapi pada zaman ini mereka sudah mampu membuat pegangan untuk mempermudah dalam penggunaannya.
   Mereka memasang batu lonjong yang sudah halus tadi  dengan cara memasukkan batu lonjong itu tadi pada lubang yang sudah dibuat pada pegangan. Setelah itu diikat menyiku terhadap pegangan, dan kapak di pasang secara vertikal.


2.3.2           Kapak Persegi
Kapak persegi 1.7
Dalam perkembangannya kapak persegi juga sama dengan kapak lonjong. Kapak persegi ini berasal dari batu kali yang bentuknya persegi panjang. Kapak ini sebelum di pakai terlebih dahulu diasah dengan batu asah yang sama dengan kapak lonjong. Bedanya kapak persegi ini berbentuk persegi dengan salah satu sisi yang tajam.
Setelah selesai tahap pengasahan. Kapak ini di masukkan ke lubang yang telah dibuat di tangkainya. Setelah itu, kapak diikat menyiku dengan arah kapak vertikal.
2.3.3        Perhiasan Gelang dan  Kalung dari Batu Indah
Dalam peradabannya masyarakat neolitik. Mereka sudah mulai mengenal  perhiasan yang terbuat dari batu. Mereka menbuat perhiasan ini dari batu indah. Dalam perkembangannya masyarakat neolitik sudah bisa memperhalus perhiasan yang merka pakai tersebut.
Untuk membuat perhiasan tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, diantaranya dalam membuat gelang mereka menngunakan bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menngunakan pasir. Untuk membuat kalung mereka juga menggunakan batu indah yang sering terbuat dari batu akik yang dirangkai menjadi satu.

2.3.4        Anak panah.
               Alat ini pada umumnya di gunakan untuk memburu binatang buruan. Ini dibuat dengan bentuk segi tiga dengan salah satu sisinya tajam. Anak pananh ini dalah pembuatannya juga melalui pengasahan guna mempertajam mata panahnya.
   Setelah selesai tahap pengasahan, setelah itu anak panah itu dipasang dengan panah yang terbuat dari kayu. Setelah anak paanah dan panak disatukan alat ini bisa digunakan untuk memburu buruan.





















BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada zaman neolitik telah banyak peradaban manusia purba yang sudah berkembang pesat. Banyak pula kebudayaan  dan kepercayaan yang mulai muncul dan berkembang pada zaman ini.
Selain itu pada zaman ini manusia purba sudah mulai bisa memperhalur barang-barang yang mereka hasilkan, yang pada zaman sebelumnya mereka belum memperhalus alat yang mereka hasilkan, seperti : Kapak lonjong, Kapak persegi, Perhiasan gelang dan kalung dari batu indah, dan anak panah.
Barang-barang tersebut tersebar di Indonesia. Ini juga tergantung dengan letak mereka tinggal, contohnya kapak lonjong yang sampai saat ini masih dipakai oleh masyarakat Papua. Ada juga batu hias yang sampai saat ini masih dipakai oleh masyarakat jawa.
Dari berbagai peninggalannya pun, manusia purba pada zaman ini juga berbeda, antara yang satu  dengan yang lain. Akan tetapi yang paling menonjol pada zaman ini adalah sudah diperhalusnya barang- barang yang telah mereka hasilkan.
3.2 Saran
   Sungguh unik kehidupan masyarakat zaman neolitik saat itu. Banyak pula alat peninggal pada zaman tersebut yang sudah mempunyai nilai seni, dan tanpa kita sadari ada pula yang maish digunakan sampai saat ini masih digunakan.
   Semoga dengan sudah jadinya makalah ini bisa bermanfaat sebagai penambahan ilmu untuk para pembaca pada umumnya dan untuk saya sendiri
khususnya pada materi batu peninggalan zaman neolitik dari nusantara, mengenai bagaimana kehidupan masyarakat neolitik, apa saja batu peninggalan zaman neolitik dan dimana batu tersebut ditemukan, serta mengetahui bagaimana mereka membuatnya.


DAFTAR RUJUKAN

Larope, j. 1975. Ips sejarah. Surabaya : Asia Raya. Halaman 16.


Prasetio, B dan Yani, D. Y. 2004. Religi pada masyarakat prasejarah di Indonesia. Kementrian kebudayaan dan periwisata proyek penelitian dan pengembangan arkeolog jakarta.
Listiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.

Jalil, Abdul. 2010. Kapak Lonjong: Sebuah Kebudayaan Masyarakat Neolitikum, (online), (http://yogadesign.wordpress.com/2010/12/21/kapak-lonjong-sebuah-kebudayaan-masyarakat-neolitikum/), diakses 08 september 2013.

Fajar, Firman. 2010. Pembagian Zaman berdasarkan Kajian Arkeologis, (online), (http://kajiansejarahdunia.blogspot.com/2010/01/pembagian-zaman-berdasarkan-kajian.html), diakses 08 september 2013.

Sugianto, Nur.2011. Zaman Neolithikum di Indonesia (Zaman Batu Muda), (online), (http://serbasejarah.blogspot.com/2011/09/zaman-neolithikum-di-indonesia-zaman.html), diakses 08 september 2013.

Ngroho, H. 2011. Kapak Persegi, (online), (http://wacananusantara.org/kapak-persegi/), diakses 08 september 2013.

Sugianto, Nur. 2011. Kapak Lonjong, (online), (http://wacananusantara.org/kapak-lonjong/), diakses 08 september 2013.

Hery. 2012. Zaman Batu Muda (neolitikum), (online), (http://herydotus.wordpress.com/2012/02/01/zaman-batu-muda-neolitikum/), diakses 08 september 2013.

Irmawan. 2013. Peninggalan Kebudayaan pada Masa Praaksara,(online), (http://www.plengdut.com/2013/03/peninggalan-kebudayaan-pada-masa.html), diakses 08 september 2013.



Leave a Reply